10 Hewan yang Ada di Mangrove Seluruh Indonesia


 

Selain mencegah bencana alam, mangrove tercipta untuk membantu beberapa hewan yang ada di Mangrove dalam artikel ini untuk berkembangbiak dan bertahan hidup. Itulah mengapa Hutan Mangrove dijadikan sebagai Ekowisata untuk mengenal jenis tumbuhan dan hewan lebih dekat yang ada di sana.

Ekowisata Mangrove jadi pilihan yang tepat untuk mengisi liburan akhir pekan bersama keluarga. Selain melihat tanaman dan tumbuhan unik, di sana Anda dan keluarga juga bisa jalan sehat menyusuri Mangrove sehingga badan jadi lebih sehat.

Karena manfaatnya yang beragam membuat Ekowisata perlu dilestarikan, seperti yang akan dilakukan oleh PT Suparma Tbk di Hutan Mangrove Surabaya berjudul "Mangrove Restoration: Fight Againts Climate Change"

Hewan yang Ada di Mangrove

Sebelum membahas tentang CSR PT Suparma Tbk di Mangrove, kita haus tahu macam-macam hewan yang ada di Mangrove seperti yang berikut ini:

1. Macam-macam Kepiting di Mangrove

Kepiting sudah pasti banyak ditemukan sekitar Hutan Mangrove. Namun ada beberapa jenis kepiting yang kebanyakan hidup di Mangrove, diantaranya:

Kepiting Bakau (Scylla spp.)

Kepiting Bakau lazim ditemukan di wilayah pesisir Afrika, Asia, Australia, dan Indonesia. Ciri fisik hewan yang ada di mangrove ini adalah permukaan kulit yang relatif licin.

Pada ekosistem hutan, kepiting bakau berperan untuk membantu mempercepat penguraian daun bakau oleh tanah melalui aktivitas makannya, serta berkontribusi dalam siklus energi. Selain itu, lubang-lubang yang mereka buat memfasilitasi pertukaran udara dalam tanah.

Kepiting Laga

Kepiting Laga punya gerakan capit yang unik karena menyerupai orang yang bermain biola. Kepiting di Hutan Mangrove ini  punya hampir 97 spesies yang tersebar di berbagai belahan dunia dengan variasi warna yang menarik.

Keunikan lainnya di hewan yang ada di Mangrove ini terletak pada bentuk capit jantan yang mencolok besar sebelah serta adanya pola tertentu pada cangkangnya. Menariknya, spesies ini memiliki kemampuan untuk mengubah warna tubuhnya. Apabila capitnya hilang akibat mekanisme pertahanan diri, kepiting jantan akan mengalami proses pergantian kulit (molting) dan capit besar akan tumbuh kembali di sisi yang berlawanan.

Kepiting Oranye (Metaplax sp.)

Spesies ini umumnya menghuni area di antara akar-akar bakau dan lumpur halus yang berdekatan dengan saluran perairan. Ciri khas kepiting oranye memiliki capit yang relatif besar yang digunakan untuk menangkap mangsa berukuran kecil seperti cacing bentik. Selain itu, kepiting oranye juga menunjukkan perilaku agresif dalam mempertahankan wilayahnya, baik saat mencari pasangan maupun lubang tempat tinggal.

Kepiting Ungu Pemanjat (Labuanium vittatum)

Kepiting yang mudah dikenali dari warna kulit ungunya ini memiliki kebiasaan memanjat akar bakau sebagai strategi untuk menghindari genangan air pasang dan ancaman predator. Spesies ini banyak dijumpai di pesisir yang berbatasan dengan Samudra Hindia, termasuk Pulau Jawa, Nias, Nicobar, dan Christmas. Aktivitas kepiting ungu pemanjat diperkirakan lebih dominan selama musim hujan, pada malam hari, serta selama periode bertelur yang berlangsung dari November hingga April.

Kepiting Semapor (Ilyoplax sp.)

Hewan yang ada di Mangrove terakhir berjenis Kepiting yaitu Kepiting Semapor dengan ciri khas tubuh berukuran kecil kurang dari 1 cm. Nama uniknya berasal dari perilaku khasnya yang menaik-turunkan capitnya menyerupai gerakan orang yang melakukan semapor. Perilaku ini diyakini berfungsi sebagai penanda wilayah kekuasaan dan juga sebagai daya tarik bagi kepiting betina.

2. Ikan Glodok

Periophthalmus sp. atau yang lebih dikenal dengan nama mudskipper atau ikan glodok merupakan satu-satunya hewan yang di Mangrove jenis ikan yang mampu bertahan hidup di lingkungan hutan mangrove. Ciri khasnya adalah matanya yang menonjol, memungkinkan mereka untuk mengamati mangsa dari jarak jauh.

Ikan lumpur ini memiliki kebiasaan melompat di antara akar-akar mangrove dan bergerak di atas permukaan lumpur menggunakan siripnya. Ikan glodok memiliki kemampuan adaptasi untuk hidup baik di dalam air maupun di atas lumpur mangrove. Selain ikan glodok, hutan mangrove juga menjadi habitat bagi beberapa jenis ikan lainnya seperti belanak, kuwe lilin, kakap, dan bandeng.

3. Udang Pistol (Alpheus sp. )

Dengan nama ilmiah Alpheus sp., penamaan udang ini tidak hanya merujuk pada penampilannya, tetapi juga pada suara capitnya yang menyerupai jentikan jari manusia atau bunyi letusan pistol kecil. Capit udang pistol berfungsi sebagai alat pertahanan diri dari predator dan juga membantu dalam mencari makanan, terutama yang berada di antara akar mangrove dan pecahan karang.

4. Kura-Kura

Kura-kura hutan bakau atau tuntong laut (Batagur borneoensis) merupakan salah satu hewan yang ada di Mangrove dengan spesies reptil yang tergolong paling langka di dunia. Habitat asli tuntong laut memang berada di ekosistem hutan bakau.

Mirip dengan penyu, tuntong laut betina bertelur di pesisir pantai, khususnya di area berpasir. Ciri khas tuntong laut adalah variasi warnanya dengan tempurung yang umumnya berwarna putih atau abu-abu. Di kepalanya yang berwarna putih dan oranye atau merah terdapat bintik besar berwarna hitam. Individu betina lebih sering dijumpai dibandingkan individu jantan.

5. Buaya

Crocodylus porosus merupakan nama ilmiah dari buaya air asin atau buaya laut yang punya ekor panjang dan kuat, yang fungsinya untuk berenang. Selain itu, ekornya juga merupakan senjata yang efektif untuk menyerang mangsa dan mempertahankan diri.

Buaya air asin atau Buaya Mangrove memiliki warna tubuh yang bervariasi, mulai dari cokelat kotor hingga hitam. Bentuk batok kepala dan moncongnya bervariasi tergantung pada usia dan ukuran tubuh individu. Buaya jenis ini juga seringkali ditemukan di habitat hutan mangrove.

6. Kelombang

Sebutan lain hewan yang ada di Mangrove ini yaitu hermit crab karena suka mengembara dan gemar menyendiri dalam cangkangnya. Jika beruntung, Anda dapat melihat kebiasaan unik dari beragam Kelomang ini saat di Hutan Mangrove.

Kelomang Mangrove (Clibanarius sp.)

Spesies kelomang ini memiliki kemampuan untuk hidup baik di air maupun di darat. Ciri khas hewan yang ada di Mangrove ini adalah warna kakinya yang memiliki garis-garis biru dan mereka seringkali mengalami proses pergantian kulit (molting).

Setelah molting, ukuran tubuh mereka akan bertambah besar, sementara cangkang yang lama menjadi sempit. Kondisi ini mendorong kelomang untuk keluar dari cangkangnya dan mencari cangkang baru di sepanjang pesisir pantai. Apabila tidak menemukan cangkang kosong, kelomang akan terlibat dalam pertarungan dengan kelomang lain untuk memperebutkan cangkang yang sesuai.

Kelomang Darat

Kelomang darat termasuk dalam kelompok kepiting Anomura, yaitu kepiting yang memiliki tiga pasang kaki dan dilahirkan tanpa cangkang.

Terdapat sekitar 16 spesies kelomang darat yang termasuk dalam genus tropis dan subtropis. Hewan ini cenderung menghabiskan sebagian besar hidupnya di daratan atau wilayah pesisir, termasuk area berlumpur, berpasir, berbatu, dan ekosistem mangrove.

7. Kadal

Ciri khasnya kadal yang tinggal di Mangrove adalah memiliki kulit yang tampak halus mengkilap, bentuk tubuh yang langsing, ekor yang relatif pendek, mulut yang meruncing, dan tubuh yang pipih. Kadal laut aktif mencari makan pada siang hari saat air laut surut dengan memangsa ikan kecil, kepiting kecil, dan kadal lain yang berukuran lebih kecil.

Hewan yang ada di Mangrove ini seringkali bersembunyi di rongga-rongga kayu saat air laut pasang. Rongga-rongga pada pohon bakau juga dimanfaatkan sebagai tempat untuk meletakkan telur. Keunikan lain dari kadal ini adalah kemampuannya untuk melepaskan ekor sebagai mekanisme pertahanan diri dari predator, yang kemudian akan menumbuhkan ekor baru..

8. Monyet

Salah satu jenis monyet yang terkenal mendiami hutan mangrove adalah bekantan dengan nama ilmiah Nasalis larvatus dan sering juga disebut Proboscis monkey. Ciri khas fisik bekantan adalah hidungnya yang panjang dan bagian muka yang ditumbuhi rambut. Panjang ekor bekantan hampir setara dengan panjang tubuhnya.

Warna rambut pada tubuhnya bervariasi, dengan bagian punggung berwarna cokelat kemerahan. Primata ini aktif dari pagi hingga sore hari, dan menjelang sore mereka akan mencari pohon untuk beristirahat. Bekantan memiliki pola makan yang mencakup hampir semua bagian tumbuhan, dengan komposisi sekitar 50% daun muda, 40% buah, dan sisanya bunga serta biji. Mereka juga terkadang memakan beberapa jenis serangga, terutama saat hutan mangrove surut dan serangga tanah menjadi lebih mudah dijangkau.

9. Burung

Aneka burung yang mendiami Hutan Mangrove adalah burung ibis putih, pelikan cokelat, burung cikalang, burung kormoran, burung bakau, bangau, dan elang ekor merah. Aneka hewan yang ada di mangrove berjenis aves ini menggunakan Mangrove untuk tempat tinggal, tempat bersarang, area mencari makan, dan lokasi beristirahat. Ekosistem hutan mangrove yang kaya akan sumber makanan seperti berbagai jenis ikan, udang, kepiting, dan moluska menjadi daya tarik utama bagi berbagai jenis burung.

10. Kucing Bakau

Kucing bakau (Prionailurus viverrinus) merupakan spesies kucing liar yang menghuni hutan mangrove di wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara. Ukuran tubuh kucing ini sekitar dua kali lipat ukuran kucing domestik. Ciri fisiknya meliputi wajah yang memanjang dengan hidung yang khas datar dan bentuk kakinya yang berselaput dengan cakar yang tidak dapat ditarik sepenuhnya. Kucing bakau memiliki preferensi habitat di sepanjang sungai dan rawa-rawa bakau.

Kucing Bakau dikenal sebagai perenang yang handal untuk bertahan hidup di lingkungan mangrove yang seringkali dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Ciri khas lain dari kucing bakau adalah kakinya yang berselaput dengan cakar yang tidak dapat ditarik sepenuhnya.

CSR PT Suparma Tbk di Hutan Mangrove

PT Suparma Tbk menunjukkan komitmen sustainability dan dengan melakukan inisiatif "Mangrove Restoration: Fight Against Climate Change" di Ekowisata Mangrove Wonorejo dengan menanam 1000 bibit mangrove. Langkah ini bertujuan menjadikan perusahaan sebagai pioneer pencegahan perubahan iklim dan pemanasan global, sekaligus meningkatkan kehidupan masyarakat sekitar.

Kegiatan ini berkontribusi aktif melestarikan ekosistem pesisir penting karena mangrove menyerap CO2 penyebab perubahan iklim, melindungi pantai dari abrasi dan intrusi air laut, serta menjadi habitat keanekaragaman hayati. Program CSR berkelanjutan ini memberdayakan masyarakat lokal melalui keterlibatan dalam penanaman dan pemeliharaan mangrove, meningkatkan kesadaran pelestarian lingkungan, dan menciptakan sinergi positif yang berkelanjutan.

Fokus pada sustainability dan pelestarian mangrove menegaskan PT Suparma Tbk sebagai perusahaan bertanggung jawab yang menginspirasi aksi nyata menjaga bumi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, memperkuat citranya dalam mengatasi tantangan perubahan iklim.

CSR PT Suparma Tbk di Hutan Mangrove akan mengadakan berbagai acara diantaranya:

1. Jalan Sehat dan Senam Bersama

Mendorong gaya hidup aktif dan sehat sekaligus meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan fisik dan pelestarian alam melalui jalan sehat dan senam bersama.

2. Sosialisasi Bersama Pakar Lingkungan

Memberikan edukasi langsung kepada masyarakat dan relawan LSM tentang urgensi menjaga lingkungan, terutama menghindari membuang sampah sembarangan, dengan harapan menumbuhkan kecintaan terhadap ekosistem mangrove, dilengkapi kuis interaktif tentang pengetahuan mangrove.

3. Penanaman 1000 Bibit Pohon Mengrove

Memberikan dampak positif kepada peserta melalui partisipasi aktif dalam penanaman 1000 bibit mangrove dan pembersihan area, bertujuan meningkatkan kesadaran menjaga lingkungan dari masalah sampah.

4. Renovasi Area Wisata Mangrove

Merevitalisasi kawasan wisata mangrove dengan melakukan perbaikan fasilitas yang membutuhkan pembaruan, seperti toilet umum dan area berfoto yang menarik.

PT Suparma Tbk Ikut Melestarikan Keanekaragaman Hayati di Mangrove Wonorejo

Kelestarian sepuluh jenis fauna menakjubkan yang menghuni ekosistem mangrove, mulai dari lincahnya kepiting bakau hingga anggunnya bekantan, sangat bergantung pada kesehatan dan keberlanjutan hutan bakau itu sendiri.

Tindakan nyata seperti yang diinisiasi oleh PT Suparma Tbk di Ekowisata Mangrove Wonorejo pada tanggal 24 Mei 2025, melalui penanaman pohon bakau, adalah langkah krusial dalam memastikan masa depan habitat yang kaya ini.  Mari bersama-sama menindaklanjuti upaya mulia ini dengan turut serta melindungi dan memperbanyak tanaman mangrove.

Kunjungi Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya dan rasakan langsung manfaat sustainability, ikuti kegiatan jalan sehat dan senam bersama yang menyegarkan, serta berkesempatan meraih hadiah menarik.

Lebih dari sekadar rekreasi, kehadiran Anda adalah wujud dukungan terhadap pelestarian alam dan keanekaragaman hayati yang tak ternilai harganya. Dengan langkah kecil kita, masa depan gemilang bagi tanaman mangrove dan para penghuninya dapat terwujud.

 



Diposting oleh : Miftah
pada 09 May 2025

Rate this article :

 

PT Suparma, Tbk is a leading paper manufacturer company which focused in providing reliable and high quality paper.

 

© 2025 PT Suparma, Tbk. All Rights Reserved. | Privacy Policy | Site Map | Disclaimer