Daftar Isi Angkringan akan menyuguhkan aneka bakaran yang menggugah selera. Bagi sebagian orang aneka bakaran itu akan lebih nikmat jika dimakan dengan nasi atau disebut dengan nasi kucing. Tahukah Anda bagaimana sejarah nasi kucing? Meskipun angkringan sudah menyebar di banyak daerah, namun tidak semua orang mengetahui perjalanan nasi kucing. Bahkan pedadang angkringan pun masih tidak banyak yang tahu tentang perjalannya. Artikel ini akan membahas tentang nasi kucing secara lengkap. Dengan membaca artikel ini kami harap Anda dapat lebih melestariakna aneka makanan nusantara. Berikut ini penjelasan selengkapnya. Sebelum bahas sejarah nasi kucing, mari kita bahas tentang perjalanan angkringan. Nasi kucing dan angkringan saling berkaitan karena sejarah angkringan juga perlu Anda ketahui juga. Angkringan atau hik mulai berkembang di wilayah Solo dan Yogyakarta. Angkringan mula-mulanya hanya menjual menu terikan. Terikan adalah makanan khas Jawa Tengah menggunakan kuah kental bersamaan lauk tempe atau daging. Pada saat itu angkringan juga menyajikan jadah (ketan) bakar, singkong, getuk, kacang, dan aneka sate. Selain itu angkringan juga menyajikan nasi kucing yang lambat laun itu menggeser terikan sebagai menu utama di angkringan. Inilah asal mula penggunaan nasi kucing. Nama nasi kucing merujuk kepada lauk-pauknya. Pada awalnya, nasi kucing berisi nasi, sambal, dan gereh pindang. Ternyata gereh pindang adalah lauk untuk makanan kucing untuk warga setempat. Hal itu disampaikan oleh Gunadi S.Pd.I, seorang inisiator kemunculan Angkringan Ngerangan Klaten, "Istilah sego kucing itu karena di situ menu awalnya ada sambal sama gereh, terus nasinya sedikit. Nah gereh itu senengannya kucing, gereh pindang keranjangan itu," (Kompas.com) Namun banyak masyarakat yang mengira bahwa penamaan tersebut karena porsinya yang sedikit. Namun Gugun, sapaan Gunadi, tidak menyalahkan persepsi itu. Namun sejarah nasi kucing masih kekeh karena menggunakan lauk gereh pindang yang identik dengan makanan kucing. Sampai saat ini, nasi kucing punya harga yang murah karena porsinya yang kecil. Dengan demikian nasi kucing cocok untuk dijadikan sebagai penunda lapar. Namun nasi kucing lebih baik disajikan untuk menemani orang-orang yang sedang berbincang di angkringan atau hik. Dengan porsinya yang kecil membuat orang-orang akan menyantap menu lain yang disediakan di angkringan tersebut. Narasumber lain menyatakan bahwa sejarah nasi kucing dimulkai dari orang yang merantau ke solo menjadi pedagang terikan yaitu bernama Karso Djukut. Inisiasi Pak Djukut pertama kali adalah menjajakan terikan dengan membawa cerek (wadah minuman). Berjalannya waktu makanan terikan ini disajikan dengan bentuk nasi bungkus bersama secuil daging bandeng atau gereh beserta tambahan sambal. Itulah awal mula dinamakan nasi kucing. Namun bagaimanapun sejarah nasi kucing, mereka sepakat bahwa nasi kucing identik dengan porsinya yang kecil, menggunakanpotongan daging, dan bubuhan sambal. Meskipun hanya dianggap makanan penunda lapas, nasi kucing punya makna yang mendalam yang harus kita ketahui. Nasi kucing melambangkan kesederhanaan yang terlihat dari porsinya yang kecil dengan menggunakan lauk yang sederhana. Kesederhanaan nasi kucing juga dapat terlihat dari tampilannya yang sederhana karena menggunakan daun pisang dan kertas nasi. Kesederhanaan di nasi kucing juga diperlihatkan dari harganya yang cukup ekonomis. Dari segi ekonominya, filosofi nasi kucing diharapkan dapat dijangkau oleh semua kalangan karena harganya yang terjangkau. Filosofi nasi kucing yang sederhana juga diperlihatkan dari cara menyantapnya. Angkringan adalah tempat makan nasi kucing yang membuat banyak orang bisa bercengkraman sehingga menimbulkan suasana yang bahagia. Filosofi nasi kucing yang kedua adalah mencerminkan etika perempuan jawa saat makan. Cimat-cimit atau sedikit demi sedikit mencerminkan cara perempuan jawa saat maka. Itu masih berkaitan dengan kebiasaan perempuan jawa zaman dulu yang dilarang menunjukan kelahapan saat makan di depan publik. "Secukupnya" adalah filosofi nasi kucing yang ingin ditonjolkan dari makanan ini. Meskipun ukurannya kecil, namun nasi kucing biasanya diisi oleh beragam macam masakan. Umumnya isian nasi kucing yaitu sebagai berikut: Aneka isian nasi kucing di atas membuat makanan ini sangat nikmat meskipun tidak menggunakan lauk yang lainnya. Apapun isiannya pasti akan membuat nasinya lebih banyak. Itu akan menjadikan bungkusnya menjadi mudah robek karena isi yang terlalu banyak. Oleh karena itu lebih baik gunakanlah bungkus nasi kucing yang kuat, anti bocor, dan elastis. Bungkus nasi kucing ini terkenal kuat sehingga tidak akan rusak. Ya, kertas nasi itu adalah Kkertas nasi Cap Gajah. Kekuatan itulah yang membuat kertas nasi cap gajah bisa digunakan ntuk membungkus apapun. Kertas nasi Cap Gaja dilengkapi dengan lapisan laminasi yang kuat sehingga ant bocor. Selain itu kertas nasi ini sudah menggunakan teknologi oxium sehingga mudah terurai. Dengan demikian menggunakan kertas nasi ini maka Anda telah bantu lingkungan Indonesia yang bebas dari sampah plastik yang terus menumpuk. Percayakan kertas nasi ke Cap Gajah agar bantu generasi berikutnya yang lebih sehat. Referensi: https://semarang.bisnis.com/read/20211105/536/1462394/asal-muasal-dan-sejarah-nasi-kucing-kuliner-khas-melintasi-batas https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/08/29/214215078/sejarah-dan-asal-usul-nama-nasi-kucing?page=all#:~:text=Sejarah%20Nasi%20Kucing,dengan%20lauk%20tempe%20atau%20daging. https://sumut.idntimes.com/food/dining-guide/nova-nurlaila/menelusuri-sejarah-hingga-memaknai-filosofi-nasi-kucing?page=all https://sumut.idntimes.com/food/dining-guide/nova-nurlaila/menelusuri-sejarah-hingga-memaknai-filosofi-nasi-kucing#:~:text=2.%20Filosofi%20Nasi%20Kucing%20identik%20dengan%20kesederhanaan&text=Dengan%20porsi%20dan%20lauk%20yang,menjadi%20masyarakat%20kecil%20saat%20itu. Referensi:Sejarah Nasi Kucing
Filosofi Nasi Kucing
Isian Nasi Kucing
Bungkus Nasi Kucing Paling Kuat!
Rate this article :
PT Suparma, Tbk is a leading paper manufacturer company which focused in providing reliable and high quality paper.
© 2025 PT Suparma, Tbk. All Rights Reserved. | Privacy Policy | Site Map | Disclaimer