Apa Itu Validasi Diri yang Wajib Banget Anak Muda Lakuin


 

Pernah nggak sih kamu merasa overthinking karena mikirin omongan orang, atau terus membandingkan diri sama orang lain? Duh, rasanya malah bikin sakit hati sendiri. Padahal, ada lho istilah validasi diri. Tapi, apa itu validasi diri sebenarnya?

Cari tahu tentang "validasi diri" ternyata lebih penting dari seberapa banyak likes di postinganmu. Soalnya validasi diri menyangkut tentang gimana kamu bisa menerima dan memahami diri sendiri apa adanya yang ujung-ujungnya bisa bangun fondasi diri yang kuat!

Nah, di artikel ini, kita bakal kupas tuntas apa itu validasi diri, kenapa ini krusial buat kesehatan mentalmu, dan gimana sih tipsnya supaya kamu bisa pelan-pelan meningkatkan validasi diri. Habis gitu jangan lupa siapin tisu higienis ala anak muda banget, karena artikel ini bakal jadi teman setiamu di saat suka maupun duka!

Apa Itu Validasi Diri?

Oke, sekarang kita bahas intinya yaitu tentang pertanyaan "apa itu validasi diri?". Validasi diri adalah mengakui dan menerima semua yang ada di dalam dirimu, mulai dari perasaan, pikiran, sampai pengalamanmu, tanpa perlu nunggu approval dari orang lain. Ibaratnya, kamu itu kayak punya "hak paten" atas dirimu sendiri.

Contohnya nih, kalau kamu lagi sedih karena nilai ujian jelek, validasi diri itu bukan berarti kamu harus seneng-seneng aja, tapi lebih ke "Oke, aku sedih karena ini penting buatku, dan itu wajar."

Marsha Linehan, seorang ahli psikologi yang mengembangkan terapi DBT (Dialectical Behavior Therapy), sering menekankan kalau validasi itu kuncinya menerima realitas saat ini tanpa menghakimi. Jadi, saat kamu memvalidasi diri, kamu itu lagi bilang ke diri sendiri, "Perasaanku ini nyata, dan itu nggak salah."

Ini bukan berarti kamu jadi bebas melakukan apa saja tanpa konsekuensi ya, tapi lebih ke memberi ruang buat semua emosimu, baik yang positif maupun yang "negatif", karena semuanya itu bagian dari dirimu yang unik dan berharga.

Seringkali, orang mengira kalau mengakui perasaan atau kelemahan itu tanda kalau kita lemah. Padahal, validasi diri itu bukti kalau kamu kuat dan berani! Butuh keberanian besar lho buat bilang ke diri sendiri, "Iya, aku lagi sedih banget sekarang, dan itu nggak apa-apa." Daripada pura-pura kuat atau mencoba menekan perasaan itu sampai akhirnya meledak, memvalidasi diri itu berarti kamu lagi jujur sama emosimu.

Validasi diri juga bukan berarti kamu jadi pasrah dan nggak mau berubah ya. Justru sebaliknya. Dengan memvalidasi perasaanmu, kamu jadi lebih sadar akan apa yang kamu alami. Ketika kamu sadar, barulah kamu bisa mencari cara yang sehat untuk mengatasinya. Misalnya, setelah kamu mengakui rasa kecewamu karena gagal, kamu jadi lebih jernih pikirannya buat cari tahu apa yang salah dan gimana cara memperbaikinya di kemudian hari. Jadi, validasi diri itu fondasi penting untuk growth dan perubahan yang positif, bukan cuma sekadar "menerima nasib" tanpa usaha.

Cara Agar Bisa Terapkan Validasi Diri

Tidak semua orang bisa langsung menerapkan validasi diri. Makanya, ada orang yang butuh proses untuk melakukan validasi diri, kurang lebih cara agar bisa terapkan validasi diri ini bisa kamu terapkan mulai sekarang.

1. Kenali dan Namai Perasaanmu

Langkah pertama biar bisa validasi diri adalah jadi "detektif" buat perasaanmu sendiri. Saat kamu merasa sesuatu, coba berhenti sejenak dan identifikasi: perasaan apa ini? Apakah itu sedih, marah, kecewa, senang, cemas, atau apa?

Kadang, kita bingung sendiri dan cuma bilang "aku nggak enak badan." Coba lebih spesifik. Begitu kamu bisa menamai perasaanmu (misalnya, "Aku lagi merasa kesal"), itu adalah langkah awal validasi.

2. Ingat, Perasaan Itu Tidak Salah!

Seringkali kita merasa bersalah atau malu karena punya perasaan "negatif" seperti marah atau cemburu. Padahal, semua perasaan itu normal dan wajar kok. Marah itu manusiawi, sedih itu bagian dari hidup, cemas itu respons alami tubuh terhadap ketidakpastian.

Ingat, cara agar bisa terapkan validasi diri yang benar adalah kamu perlu kelola itu tindakanmu setelah merasakan emosi itu. Jadi, biarkan perasaan itu datang, rasakan, dan biarkan ia pergi. Jangan hakimi dirimu karena merasakannya.

3. Cari Tahu "Kenapa" Kamu Merasakan Itu

Setelah mengenali perasaan, coba gali lebih dalam: kenapa ya aku merasakan ini? Misalnya, kamu marah. Marah karena apa? Karena temanmu ingkar janji? Karena kamu merasa tidak dihargai? Memahami akar dari perasaanmu akan membantu kamu memvalidasi bahwa emosi itu muncul karena suatu alasan yang valid bagi dirimu. Ini bukan berarti membenarkan tindakan yang mungkin salah, tapi memahami konteks emosimu.

4. Lakukan Self-Talk Positif

Seperti melihat besti lagi sedih, kamu akan memberikan kata-kata penyemangat untuknya, kan? Nah, perlakukan dirimu sendiri seperti itu! Saat kamu merasa gagal, daripada bilang, "Aku bodoh banget sih," coba ganti jadi, "Oke, aku merasa kecewa karena ini tidak sesuai harapan. Ini memang sulit, tapi aku sudah berusaha dan aku bisa belajar dari ini."

Cara agar bisa terapkan validasi diri dengan Self-talk positif ini bantu banget membangun pandangan yang lebih suportif terhadap diri sendiri.

5. Jangan Bandingkan Dirimu dengan Orang Lain

Ini dia biang kerok utama overthinking dan insecure: kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain!

Di media sosial, semua orang kelihatan sukses, bahagia, dan sempurna. Tapi ingat, itu cuma highlight reel, bukan keseluruhan ceritanya. Validasi diri berarti kamu fokus pada progres dan perjalananmu sendiri, bukan lomba lari dengan orang lain.

Kamu itu unik, punya jalur sendiri, dan pencapaianmu (sekecil apapun itu) adalah valid untukmu.

Perjalanan Validasi Diri: Nggak Selalu Mulus, Tapi Berharga!

Perjalanan menuju validasi diri itu memang nggak selalu mulus, guys. Nggak segampang kata-kata motivasi di media sosial yang bilangnya "cukup cintai dirimu sendiri". Ada kalanya kamu bakal merasa down banget, kecewa, bahkan nangis bombay sampai air mata berderai-derai. Rasanya kayak semua usaha sia-sia, dan self-doubt muncul lagi.

Tapi, itu semua wajar banget, kok! Perasaan itu manusiawi dan valid. Kita semua punya hari-hari buruk, dan itu nggak bikin kamu jadi lemah. Tapi yang penting, jangan biarkan diri berlarut-larut dalam kesedihan. Beri dirimu waktu untuk merasakan emosi itu, lalu bangkit lagi.

Kalau sudah merasa sedikit lebih enakan, usap air matamu pakai Tisu See-U, tisu higienis langganannya anak muda yang lagi viral karena lembut dan nyaman dipakai buat apa saja.

Desainnya yang stylish dan kenyamanannya yang pas banget buat kebutuhan anak muda ini bisa jadi teman setiamu.

Ingat, setiap air mata yang jatuh adalah bagian dari proses belajarmu. Makanya, selalu sediakan Tissue See-U buat temani kamu berporses, ya.

 



Diposting oleh : Miftah
pada 09 July 2025

Rate this article :

 

PT Suparma, Tbk is a leading paper manufacturer company which focused in providing reliable and high quality paper.

 

© 2025 PT Suparma, Tbk. All Rights Reserved. | Privacy Policy | Site Map | Disclaimer