Daftar Isi Mengunjungi Solo jangan lupa cicipi sate khas kota tersebut. Bukan sate sembarang sate tapi sejarah sate kere yang ternyata cukup memprihatinkan. Ternyata nama makanan tersebut merepresentasikan keadaan warga Solo pada zaman dahulu. Meskipun penamaan berbeda dengan sate-sate yang lainnya, tapi sate ini masuk dalam salah satu makanan Nusantara yang wajib untuk dicoba. Jangan hanya mencobanya, tapi kenali sate kere mulai dari definisi, ejarah, hingga resep pembuatannya. Inilah penjelasan selengkapnya. Sate Kere adalah makanan khas Kota Solo yang harus dicoba oleh wisatawan dari luar kota. Perbedaan sate ini terletak pada jenis protein yang digunakan. Sate Kere menggunakan jeroan sapi dan ampas tahu (tempe gembus) yang kemudian ditusuk menggunakan stik bambu kecil. Setelah itu dibakar di atas bara arang layaknya sate-sate pada umumnya. Sejarah sate kere dimulai saat masa penjajahan Belanda. Awalnya sate identik dengan makanan orang-orang Belanda. Akan tetapi sate kere bukanlah sate yang diciptakan oleh warga-warga belanda pada saat itu. Sate kere adalah bentuk kreativitas warga pribumi yang tidak mampu membeli daging untuk dijadikan sate. Warga pribumi Solo hanya mampu memanfaatkan makanan yang tidak lagi diolah atau "limbah makanan". Jeroan adalah bagian sapi yang tidak lagi dimanfaatkan oleh orang-orang Belanda. Daripada terbuang sia-sia, warga Solo mengolahnya sehingga menghasilkan makanan yang ditusuk atau sate. Selain jeroan sapi, sate kere memanfaatkan sisa ampas tahu untuk protein pengganti daging. Ampah tahu atau tempe gembus adalah dipilih karena harga daging sangat tinggi dan warga pun tidak mampu membelinya. Oleh karena itu, kata "kere" terinspirasi dari bahan baku sate yang tergolong sebagai "limbah makanan". Pada saat itu kedua bahan sate kere ini tergolong murah karena termasuk "limbah". Namun saat ini tempe gembus dan jeroan punya harga tersendiri mengingat ada saja orang yang menggunakannya untuk sate kere dan olahan makanan yang lainnya. Sate kere semakin punya nilai karena menjadi salah satu menu makanan di restoran-restoran tertentu. Selain itu sate kere dapat dinikmati oleh semua kalangan karena mejadi ikon Kota Solo. Jika tak sempat mengunjungi penjual sate kere di Solo, Anda pun bisa membuat hidangan ini di rumah. Ada sedikit perbedaan di resep sate kere karena bahan bakunya tidak pakai daging melainkan tempe dan jeroan sapi. Oleh karena itu resep sate kere ini dibedakan jadi dua: sate kere dari tempe gembus dan sate kere dari jeroan sapi. Berikut ini penjelasannya: Ada cara yang tersendiri agar jeroan sapi tidak meninggalkan bau. Berdasarkan majalah Sajianku terbitan Mediantara Infopersada, inilah cara mengolah jeroan sapi agar tidak bau. Beberapa pedagang alas mengalasi piringnya dengan menggunakan kertas bungkus nasi. Biasanya alas nasi itu menggunakan kertas nasi coklat atau Laminated Wrapping Kraft (LWK). Dikarenakan bersentuhan dengan makanan, maka dari itu kertas nasi yang digunakan untuk alas sate kere harusterjamin food grade. Oleh karena itu merek alas sate kere yang food grade adalah Cap Gajah. Selain Food Grade, Cap Gajah menggunakan teknologi Oxium yang membantunya untuk cepat terurai. Dengan oxium, kertas nasi cap gajah akan terurai hanya 5 tahun saja. Dengan demikian limbah alas sate kere tidak akan menimbulkan tumpukan sampah. Jadi, hindari keraguan, tingkatkan keselamatan dengan menggunakan kertas nasi Cap Gajah!Apa Itu Sate Kere?
Resep Sate Kere
Resep Sate Kere Dari Tempe Gembus
Resep Sate Kere Dari Jeroan Sapi
Cara Mengolah Jeroan Sapi Agar Tidak Bau
Cara Pembuatan Sate Kere dari Jeroan Sapi
Merek Alas Sate Kere
Rate this article :
PT Suparma, Tbk merupakan perusahaan kertas terkemuka yang berfokus pada pembuatan kertas dengan mutu handal dan kualitas tinggi.
© 2024 PT Suparma, Tbk. Hak cipta dilindungi Undang-undang. | Kebijakan Privasi | Peta Situs | Disclaimer